Apakah yang terfikir oleh kita ketika Banjir, Gempa, Tsunami, Angin Puting Beliung, dan muntahnya lahar dan debu panas Gunung Merapi ?
Apakah bencana-bencana seperti itu pernah datang sebelum kita ? bahkan di zaman nenek-nenek moyang kita atau bahkan zaman ummat-ummat Nabi-Nabi terdahulu sebelum ummat Muhammad SAW ?
Apakah bencana-bencana seperti hanyalah rutinitas gejala alam atau hukum alam semata ? mengapa kejadiannya selalu tiba-tiba dan tidak pernah dapat diprediksi ?
Bukankah Kaum ‘Aad dan Kaum Tsamud dibinasakan secara tiba-tiba dengan petir dan angin puting beliung yang sangat dahsyat ? karena mereka tidak yakin adanya Hari Akhirat dan telah menghina Nabi mereka
Bukankah Kaum Nabi Luth ditelan bumi karena membudayakan gaya hidup pemuasan nafsu yang tidak pada tempatnya dengan homosex dan freesex serta menentang dan menantang ajaran Nabi mereka
Bukankah Ummat Nabi Nuh habis ditenggelamkan dengan banjir bandang yang sagat besar dan tidak satupun yang mampu menyelamatkan diri kecuali mereka yang mengikuti perintah Nabi mereka untuk naik dalam Perahu Nabi Nuh ?
Bukankah Fir’aun dan bala tentaranya ditelan Tsunami karena kesombongannya mengaku dirinya Tuhan ?
Maka jika saat ini terjadi bencana-bencana yang serupa maka dapat dipastikan bahwa sebagian besar diantara kita mulai dari rakyat sampai pejabat telah mengikuti jejak-jejak perilaku kemaksiatan ummat-ummat yang terdahulu !! Pasti…..
Sahabat, ternyata seluruh Makhluq ciptaan Allah baik yang di Langit maupun di Bumi ini adalah HIDUP. Karena setiap benda mati yang disebut dalam ilmu Fisika ataupun makhluk hidup itu sendiri pasti tersusun dari sebuah ATOM yang didalamnya terdapat Proton, Neutron dan Elektron yang senantiasa bergerak tiada henti sesuai dengan karakter benda itu sendiri. Dan dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa semua Makhluq ciptaan Allah ini senantiasa berzikir bertasbih dengan caranya masing-masing.
Alam semesta ini sangat-sangat patuh terhadap Sunnatullah ( aturan Allah yang berlaku atasnya ). Pepohonan rela dipotong-potong dan siap difungsikan sebagai apa saja untuk kemanfaatan makhluk yang lain utamanya manusia, Gunung-gunung juga dengan ikhlashnya dihancurkan dan dibentuk dalam berbagai ukuran juga untuk kemaslahatan makhluk lain khususnya manusia, tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan berbagai macam buah-buahan dengan relanya memberikan hasil buahnya berbagai rasa dan nikmatnya lalu rela mati hanya untuk membahagiakan makhluk lain khususnya manuasia
Betapa taatnya Alam ini dengan keputusan Allah SWT, lalu mengapa kadang-kadang tiba-tiba Alam ini tidak lagi bersahabat dengan kita bahkan cenderung marah dengan kita ?
Sebenarnya Alam ini bukan sedang marah atau tidak lagi bersahabat dengan kita justru karena sayangnya Alam ini kepada kita, mereka sedang menegur dan menasehati kita dengan bahasanya sendiri agar kita kembali ingat kepada yang menciptakan kita, yang memberi nafas dan hidup kita, yang melimpahkan rizki kepada kita, yang membahagiakan kita, yang memberikan segala-galanya kepada kita.
Ketika hujan Abu Gunung Merapi terbang ke berbagai wilayah yang sangat jauh adalah bentuk peringatan dan nasehat bahwa kita yang jauh dari bencana itupun suatu saat akan mersakan hal yang sama jika Sunnatullah yang berlaku atas diri kita kita langgar secara sistemik, dan ternyata Abu merapi juga sampai di Ibu Kota Jakarta itu artinya Gunung Merapi ini sedang bersilaturrahim kepada pimpinan tertinggi negara ini serta penguasa-penguasa Negeri ini agar mau mencoba menerapkan Sistem Allah SWT sebagai aturan kehidupan berbangsa dan bernegara di Negeri yang sangat kaya denga berbagai macam kekakyaan Alamnya ini.
Jadi sebenarnya Alam ini tidak pernah marah dengan kita tetapi karena sangat ketakutan kalau tidak berdakwah memberi peringatan kepada makhluk disekitarnya khususnya manusia yang sudah mulai menjauh, menyimpang bahkan menentang Aturan Allah SWT.
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalirsungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah......” (Al-Baqarah: 74).
"Kalau sekiranya kami menurunkan Al-qur'an ini kepada sebuah'gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. " (Al-Hasyr : 21)
Apakah bencana-bencana seperti itu pernah datang sebelum kita ? bahkan di zaman nenek-nenek moyang kita atau bahkan zaman ummat-ummat Nabi-Nabi terdahulu sebelum ummat Muhammad SAW ?
Apakah bencana-bencana seperti hanyalah rutinitas gejala alam atau hukum alam semata ? mengapa kejadiannya selalu tiba-tiba dan tidak pernah dapat diprediksi ?
Bukankah Kaum ‘Aad dan Kaum Tsamud dibinasakan secara tiba-tiba dengan petir dan angin puting beliung yang sangat dahsyat ? karena mereka tidak yakin adanya Hari Akhirat dan telah menghina Nabi mereka
Bukankah Kaum Nabi Luth ditelan bumi karena membudayakan gaya hidup pemuasan nafsu yang tidak pada tempatnya dengan homosex dan freesex serta menentang dan menantang ajaran Nabi mereka
Bukankah Ummat Nabi Nuh habis ditenggelamkan dengan banjir bandang yang sagat besar dan tidak satupun yang mampu menyelamatkan diri kecuali mereka yang mengikuti perintah Nabi mereka untuk naik dalam Perahu Nabi Nuh ?
Bukankah Fir’aun dan bala tentaranya ditelan Tsunami karena kesombongannya mengaku dirinya Tuhan ?
Maka jika saat ini terjadi bencana-bencana yang serupa maka dapat dipastikan bahwa sebagian besar diantara kita mulai dari rakyat sampai pejabat telah mengikuti jejak-jejak perilaku kemaksiatan ummat-ummat yang terdahulu !! Pasti…..
Sahabat, ternyata seluruh Makhluq ciptaan Allah baik yang di Langit maupun di Bumi ini adalah HIDUP. Karena setiap benda mati yang disebut dalam ilmu Fisika ataupun makhluk hidup itu sendiri pasti tersusun dari sebuah ATOM yang didalamnya terdapat Proton, Neutron dan Elektron yang senantiasa bergerak tiada henti sesuai dengan karakter benda itu sendiri. Dan dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa semua Makhluq ciptaan Allah ini senantiasa berzikir bertasbih dengan caranya masing-masing.
Alam semesta ini sangat-sangat patuh terhadap Sunnatullah ( aturan Allah yang berlaku atasnya ). Pepohonan rela dipotong-potong dan siap difungsikan sebagai apa saja untuk kemanfaatan makhluk yang lain utamanya manusia, Gunung-gunung juga dengan ikhlashnya dihancurkan dan dibentuk dalam berbagai ukuran juga untuk kemaslahatan makhluk lain khususnya manusia, tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan berbagai macam buah-buahan dengan relanya memberikan hasil buahnya berbagai rasa dan nikmatnya lalu rela mati hanya untuk membahagiakan makhluk lain khususnya manuasia
Betapa taatnya Alam ini dengan keputusan Allah SWT, lalu mengapa kadang-kadang tiba-tiba Alam ini tidak lagi bersahabat dengan kita bahkan cenderung marah dengan kita ?
Sebenarnya Alam ini bukan sedang marah atau tidak lagi bersahabat dengan kita justru karena sayangnya Alam ini kepada kita, mereka sedang menegur dan menasehati kita dengan bahasanya sendiri agar kita kembali ingat kepada yang menciptakan kita, yang memberi nafas dan hidup kita, yang melimpahkan rizki kepada kita, yang membahagiakan kita, yang memberikan segala-galanya kepada kita.
Ketika hujan Abu Gunung Merapi terbang ke berbagai wilayah yang sangat jauh adalah bentuk peringatan dan nasehat bahwa kita yang jauh dari bencana itupun suatu saat akan mersakan hal yang sama jika Sunnatullah yang berlaku atas diri kita kita langgar secara sistemik, dan ternyata Abu merapi juga sampai di Ibu Kota Jakarta itu artinya Gunung Merapi ini sedang bersilaturrahim kepada pimpinan tertinggi negara ini serta penguasa-penguasa Negeri ini agar mau mencoba menerapkan Sistem Allah SWT sebagai aturan kehidupan berbangsa dan bernegara di Negeri yang sangat kaya denga berbagai macam kekakyaan Alamnya ini.
Jadi sebenarnya Alam ini tidak pernah marah dengan kita tetapi karena sangat ketakutan kalau tidak berdakwah memberi peringatan kepada makhluk disekitarnya khususnya manusia yang sudah mulai menjauh, menyimpang bahkan menentang Aturan Allah SWT.
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalirsungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah......” (Al-Baqarah: 74).
"Kalau sekiranya kami menurunkan Al-qur'an ini kepada sebuah'gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. " (Al-Hasyr : 21)
Sumber : m_ikhlas123@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar